Friday, August 29, 2008

Handycam rusak

Yup... setelah seminggu aqu menyimpan rahasia ini dari orang tua, akhirnya ketahuan juga. Handycamku atau tepatnya handycam keluarga rusak.

Kejadiannya seminggu yang lalu, Sabtu 23 Agustus 2008. Bertepatan dengan hari H Grafity 44, Ospek Jurusan atau MPD, diriku berinisiatif untuk mendokumentasikan acara tersebut. Pagi-pagi sekali berangkat, jam 5 pagi diantar bapakku, dengan membawa segala perlengkapan dokumentasi. Handycam, chargernya, kabel data, kabel untuk disambung ke proyektor. Kumpul di gymnasium IPB jam 5.45, diriku memulai pekerjaanku (sebagai seksi PDD saat itu) yaitu mendokumentasikan segala bentuk kegiatan pada hari itu. Tadinya handycam itu akan dipegang oleh temanku yang memang paling berkompentensi dengan pembuatan video, dia sutradara terkenal di Ilkom 43 IPB. Namun karena temanqu yang lain ada yang membawa handycam, dan dia buka seksi PDD, maka diserahkanlah handycam itu ke temanqu yang berkompetensi itu. Jadilah aku yang akan memegang dan take gambar selama kegiatan berlangsung dengan handycamku.

Setelah briefing dan sarapan pagi bersama, diriku mendapat tugas untuk langsung menuju ruangan yang telah disiapkan untuk mendekorasi ruangan tersebut. Kubawalah handycam itu. Kurekam pula kegiatan yang terjadi di ruangan itu. Jam 8.00 para ilkomers 44 sudah masuk, dan acara resmi akan segera dimulai. Handycamku sudah standby didepan sambil dicolokkan ke proyektor, sehingga apa yang kurekam atau apa yang terlihat di layar handycam terlihat pula oleh semuanya.

Pada saat acara berlangsung dari jam 8-12, handycamku tetap standby didepan. Sambil sesekali temanku merekam acara. Jam 12, peserta keluar dari ruangan. Aku tetap standby di dalam ruangan juga handycamku. Karena ku pikir aku masih bisa melihat dan menjaga handycamku, aku biarkan dia di tempat semula. Aku bersama teman-teman yang yang membereskan ruangan tersebut, karena sehabis dzuhur peserta akan duduk dibawah. Sehabis nyapu, temanku yang lain memanggil:

"Fi, kok handycam lu gak bisa menyala", masih dengan santai menuju temanku itu, karena mengira temanku itu tidak bisa mengoperasikannya. Dia bertanya kembali "Batereinya abis bukan?, kok lampu listriknya gak nyala". Aku mulai panik, mengotak-atik dengan mencoba-coba berbagai aliran listrik. Tapi hasilnya nihil. Aku langsung lemas. Duh bagaimana nih pertanggungjawaban ke ortu. Mama pasti marah, udah dipinjemin malah dirusakin. Tapi dipiki-pikir, kenapa bisa tiba-tiba mati. Padahal gak dibanting, gak diapa-apain, dioperasikan secara normal. Aku sudah mulai tidak fokus lagi dengan acara. Yang ada dalam fikiranku, "gimana bilangnya ke nyokap ya? atau bilangnya ke papa aja? Ah sama aja boong, papa sama mama khan csan.. Fuh gimana dong". Selain itu yang ada di pikiranku hanya ingin cepat-cepat pulang dan menuju ke tempat service, kare makin cepat-makin bagus. Namun apa daya, karena amanat masih berlangsung pada acara itu, aku harus mengikutinya sampai selesai. Dan acara baru selesai jam 5 sore.

Udah tidak sempat lagi ke tempat service, walaupun tempat servicenya dekat dengan rumah, tapi tetp aja gak bisa. Secara tokonya udah tutup. Sampai dirumah aku hanya berdiam diri, Aku simpan baik-baik didalam tas semua peralatan handycamku dengan harapan agar tidak ketahuan. Ternyata benar, tidak ketahuan hingga hari senin tiba. Pulang kuliah langsung menuju ke tukan service. Yang ada dalam pikiranku hanya "Duh gak punya duit banyak, ditimpa musibah lagi. Bayar berapa ke tukang service".Walaupun temenq udah ngajamin bakal membantu biaya perbaikan, tapi bagiku belum menjamin.
Dengan langkah tegap aku masuk ke dalam toko service. Langsung ditanya-tanya. Awalnya dia bilang bahwa biaya pelayanan jasa saja seharga 250 rb. "Waduh gimana nih, 250rb hanya untuk jasa, gimana klo ada sparepart yang rusak, bisa kena 500rb. Dapet uang dari mana segede itu". Mulai gundah. Namun pada akhirnya aku dibebaskan biaya karena ternyata handycamku masih bergaransi."Alhamdulillah, lega satu masalah". Masalah yang lainnya, ternyata servicenya memakan waktu hampir seminggu. Duh gimana nih. Gimana nyimpen masalah ini.

Tapi apa daya, sudah disimpan rapat-rapat akhirnya ketahuan juga. Ketahuan karena besok akan dipakai untuk dokumentasi seminar buatan nyokap. Duh mudah-mudahan besok toko servicenya buka. Klo ga, ga kebayang gimana jadinya hari-hariku besok mpe senin atau bisa jadi mpe seterusnya.

Pelajaran buat diriku: Aku tidak akan menggunakan kembali barang berharga punya keluarga... Aku ingin bisa membeli sendiri semua keperluan ku. Laptop, handycam, camdig, HP baru.... Kapan aku bisa membeli kalian....

1 comment:

Anonymous said...

turut berduka cita ya fi. semoga handycamnya bisa cepat diperbaiki...