Seminggu lebih beberapa hari sudah pembantu lama di rumah saya tidak datang ke rumah. Sebenarnya kita sebagai ‘majikan’ tidak berkeberatan jika pembantu ini tidak datang dengan ada pemberitahuan, tapi dia tidak datang tanpa pemberitahuan. Akhirnya kita mengambil kesimpulan bahwa dia emang tidak ingin bekerja lagi di rumah sini. Mungkin karena sudah asyik menjadi seorang istri yang pekerjaannya tentunya tidak seberat di rumah saya atau sakit atau apapun itu yang jelas kita orang rumah tidak ada yang tahu bagaimana keadaanya. Suaminya yang kebetulan sebagai office boys di kantor ortu pun tidak memberikan keterangan sedikitpun, ditanya pun tidak menjawab, ya sudahlah mungkin emang tidak ada keinginan untuk beretiket baik.
Untungnya keluarga saya termasuk keluarga besar, terdapat 6 orang anak yang tinggal di dalam rumah sederhana. Jadi kami pun secara otomatis membagi tugas yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan masing-masing. Kakak saya satu-satunya berinisiatif untuk mencuci pakaian. Pakaian yang harus dicuci tiap harinya rata-rata 3-4 ember, kebayang khan banyak baju yg harus dicuci tiap harinya. Saya sendiri mengerjakan apa yang belum dikerjakan. Misalkan piring banyak yang kotor, saya pun mencuci; nasi belum dimasak, saya lah yang memasak; rumah berantakan, saya juga yang membereskan. Tapi klo itu semua udah kekerjain oleh yang lain, ya saya g da kerjaan. Tentunya hal itu ga pernah terjadi, pasti ada satu diantara pekerjaan rumah tangga yang belum dikerjain. Ade perempuan pertama saya berinisiatif menyetrika baju. Sedangkan ade perempuan kedua saya pekerjaannya seperti saya, yang tidak terlalu berat tapi lumayan banyak, jadi kami berdua yang ganti-gantian aja ngerjainnya. Ade perempuan yang paling kecil tentunya tidak bisa diharapkan, ya karena masih kecil umurnya baru 5 tahun. Sedangkan yang satu lagi, cowo, dia ga ada di rumah, sedang kuliah di Jogja, jadi tentunya dia tidak ikut membantu pekerjaan2 tersebut.
Nah, selama seminggu lebih ini saya sedikit menyimpulkan beberapa keuntungan dari tidak-adanya PRT ini:
1. Kami sekeluarga, terutama saya, lebih punya rasa tanggung jawab terhadap kebersihan, kerapihan rumah.
2. Kekeluargaan diantara kami semakin erat. Yang dulu pada saat ada pembantu, jika salah satu diminta tolong pasti langsung mengalihkan pekerjaan itu ke pembantu, tapi klo sekarang jarang sekali menolak.
3. Tidak perlu memikirkan gaji, makan siang, upah pembantu. Nah ini yang menguntungkan secara materi. Tapi karena pembantu saya baru mogok seminggu (gajinya bulanan), keuntungan ini ga berasa.
4. Pengeluaran lebih irit. Hal ini terjadi karena biasanya memakai pembantu itu mengeluarkan uang lebih banyak, seperti pembantu saya agak boros dalam pemakaian minyak, sabun cuci, dll.